Profil Ninoy Karundeng - Aktivis di Media Sosial
Ninoy Karundeng adalah seorang aktivis media sosial asal Indonesia & penulis Kompasiana yang dikenal karena menciptakan goresan pena-tulisan mengenai kisruh Keraton Jogja, penghilangan nyawa anak didik & intrik politik. Ia merupakan galat satu dari 13 penulis yg diundang sang Presiden Joko Widodo ke Istana Negara dalam 19 Mei 2015. Pada 12 Juli 2019, Karundeng dilaporkan karena menyebut "Grace Natalie Bukan Pemilik PSI". Pada Unjuk rasa & kerusuhan Indonesia September 2019, dia mengaku diculik, disekap dan dipukuli. Polisi terus bergerak mempelajari masalah penganiayaan terhadap pegiat media umum Ninoy Karundeng. Hingga saat ini, penyidik telah tetapkan 11 orang sebagai tersangka.
Pada awalnya penyidik memutuskan 3 orang tersangka berinisial AA, ARS & YY. Tersangka selanjutnya berinisial S, seseorang insinyur yg menjabat sebagai Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) atau pengurus Masjid Al-Falah Pejompongan. Tersangka selanjutnya berinisial TR yg berperan memanggil tersangka RF untuk menilik handphone korban dan menyalin datanya. Tersangka selanjutnya berinisial ABK yg berperan merekam video dan menyebarkannya. Kemudian tersangka berikutnya IA. Berikutnya tersangka R, ini anggota DKM, dia terdapat di lokasi peristiwa & ikut menganiaya korban & juga ikut mengintimidasi korban. Dari 11 tersangka itu, 10 ditahan dan satu orang ditangguhkan lantaran sedang sakit. Penyidik saat ini sedang menyelidiki 2 orang atas nama Ustadz Bernard Abdul Jabbar -Sekjen PA 212- & Fery terkait masalah ini.
Post a Comment for "Profil Ninoy Karundeng - Aktivis di Media Sosial"