6 Tokoh Baru Pahlawan Nasional Indonesia
Hari Pahlawan ditetapkan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959. Bertepatan dengan Hari Pahlawan pada 10 November, terdapat nama tokoh yg baru saja diberi gelar pahlawan sang Presiden Jokowi. Presiden Jokowi menaruh gelar pahlawan dalam 6 tokoh nasional dalam Jumat, 8 November 2019. Upacara penganugerahan gelar pahlawan tersebut diselenggarakan pada Istana Negara, Jakarta. Penganugerahan gelar pahlawan itu tertuang pada Keputusan Presiden Nomor 120 Taman Kanak-kanak Tahun 2019 lepas 7 November 2019 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Berikut 6 tokoh yg menerima gelar pahlawan :
1. Abdoel Kahar Moezakir (anggota BPUPKI/PPKI) - Prof. KH. Abdoel Kahar Moezakir atau ejaan baru Abdul Kahar Muzakir, lahir di Gading, Playen, Gunung Kidul, Yogyakarta, 16 April 1907 dan meninggal pada Yogyakarta pada 2 Desember 1973 di umur 66 tahun. Abdoel Kahar Moezakir merupakan Rektor Magnificus yg dipilih Universitas Islam Indonesia buat pertama kali menggunakan nama STI selama 2 periode 1945?1948 & 1948?1960. Ia merupakan anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Dua. Alexander Andries (AA) Maramis (anggota BPUPKI/PPKI) - Mr. Alexander Andries Maramis lahir di Manado, Sulawesi Utara, 20 Juni 1897 dan mangkat pada Jakarta, 31 Juli 1977 dalam umur 80 tahun. Alexander Andries (AA) Maramis merupakan pejuang kemerdekaan Indonesia. Dia pernah menjadi anggota BPUPKI & KNIP. Ia jua pernah sebagai Menteri Keuangan Indonesia & merupakan orang yg menandatangani Oeang Republik Indonesia pertama. Keponakan Maria Walanda Maramis ini menyelesaikan pendidikannya dalam bidang aturan pada tahun 1924 pada Belanda.
3. KH Masykur (anggota BPUPKI/PPKI) - K.H. Masjkur atau KH Masykur, lahir pada Malang, Jawa Timur, 30 Desember 1904 dan mati pada 19 Desember 1994 pada umur 89 tahun. KH Masykur merupakan Menteri Agama Indonesia dalam tahun 1947-1949 dan tahun 1953-1955. Ia pula pernah sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI tahun 1956-1971 & anggota Dewan Pertimbangan Agung dalam tahun 1968.
4. Prof M Sardjito (dokter & eks Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada) - Prof. Dr. M. Sardjito lahir di Magetan, Jawa Timur, 13 Agustus 1889 dan mangkat pada 5 Mei 1970 dalam umur 80 tahun. Prof M Sardjito adalah dokter yang sebagai Pengajar Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Pada masa perang kemerdekaan, dia ikut serta dalam proses pemindahan Institut Pasteur di Bandung ke Klaten. Selanjutnya beliau sebagai Presiden Universiteit (kini dianggap Rektor) Universitas Gadjah Mada yg pertama berdasarkan awal berdirinya UGM tahun 1949 sampai 1961.
5. Ruhana Kudus (wartawan & pendiri Sekolah Kerajinan Amai Setia di Koto Gadang) - Roehana Koeddoes atau Ruhana Kudus lahir di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, 20 Desember 1884 dan mangkat dalam 17 Agustus 1972 di Jakarta, pada umur 87 tahun. Ruhana Kudus adalah wartawan Indonesia. Pada 1911, Ruhana mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang. Sembari aktif pada bidang pendidikan yg disenanginya, Ruhana menulis di surat liputan perempuan , Poetri Hindia. Ketika dibredel pemerintah Belanda, Ruhana berinisiatif mendirikan surat liputan, bernama Sunting Melayu, yg tercatat menjadi keliru satu surat fakta perempuan pertama pada Indonesia.
6. Sultan Himayatuddin (Sultan Buton) - Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi atau Oputa Yi Koo merupakan seorang Sultan Buton ke-20 pada 1752-1755 dan ke-23 pada 1760-1763. Ia ulet bergerilya melawan menentang pemerintahan Hindia Belanda pada Perang Buton. Sejak 1755, nir lama sehabis perang Buton, Sultan Himayatuddin menetap pada Siontapina sampai meninggal dalam 1776. Sultan Himayatuddin dimakamkan di zenit Gunung Siontapina.
Post a Comment for "6 Tokoh Baru Pahlawan Nasional Indonesia"