Shalfa Avrila Siani Atlet Senam SEA Games 2019

Shalfa Avrila Siani siswi kelas tiga SMA pada Kediri menjadi galat satu Atlet Senam SEA Games 2019. Shalfa diketahui memiliki segudang prestasi. Selain memborong puluhan medali, Shalfa jua meraih 2 kali Piagam Satya Yasa Cundamani sebuah penghargaan tertinggi dari Pemerintah Kota Kediri, bahkan terakhir menerima medali perunggu pada Asian School.

Harapan Shalfa Avrila Siani, atlet senam lantai dari Kediri, Jatim buat berlaga pada ajang SEA Games 2019 kandas selesainya dipulangkan paksa oleh tim kepelatihan mengakibatkan hingga kini dia tidak mau bersekolah karena masih terpukul jiwanya. Ibunda Shalfa, Ayu Kurniawati mengatakan, putrinya telah berjuang keras demi menggapai cita-citanya memperkuat tim Indonesia pada ajang SEA Games 2019. Shalfa mulai masuk pelatnas sejak 3 pekan lalu. Sejak waktu itu, Shalfa berpisah dengan orang tuanya.

Ayu mengaku sangat kecewa selesainya putrinya gagal mewakili Indonesia di ajang SEA Games 2019 di Filipina. Ayu mengungkapkan, tuduhan tim kepelatihan itu sangat mengagetkan keluarganya. Pihak famili langsung menjemput Shalfa di pelatnas SEA Games pada Gresik. Tak yakin dengan tuduhan pelatih, keluarga lalu memeriksakan siswi kelas 3 Sekolah Menengah Atas itu ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Kediri. Ternyata berdasarkan hasil pemeriksaan tim dokter tuduhan terhadap atlet yang telah mengumpulkan 49 medali itu nir terbukti. Setelah diperiksa di RS Bhayangkara, Ayu mengaku lega karena Shalfa nir seperrti yg dituduhkan. Ayu menyatakan anaknya ketika ini terpukul dengan kejadian yg telah menimpanya, apalagi inspeksi kesehatan berdasarkan rumah sakit itu menunjukkan alasan pelatih tidak terbukti.

Ayu mengaku telah menggandeng kuasa aturan buat mengadukan perkara ini ke berbagai pihak, bahkan pada Presiden Joko Widodo & Kemenpora. Kuasa hukum keluarga Shalfa, Imam Muklas menyampaikan, demi mencari keadilan famili Shalfa langsung melayangkan surat laporan ke Presiden Jokowi, Kemenpora, dan pihak-pihak terkait lainnya. Tim kuasa aturan jua meminta Kemenpora menindak keputusan pelatih yang merusak nama baik sang atlet & mengembalikan kepercayaan dirinya. Imam membicarakan aduan sudah dilaporkan ke Ketua PB Persani Pusat, KONI Pusat, & Kemenpora. Imam meminta, apabila tudingan itu tidak sahih, maka pihak yg dia duga menghambat nama baik sang atlet ditindak tegas.