Profil Patrice Rio Capella dari Partai NasDem

Patrice Rio Capella (lahir pada Lebong, 16 April 1969; umur 50 tahun) waktu ini adalah Sekretaris Jenderal Partai NasDem yg sebelumnya menjadi Ketua Umum Partai NasDem. Ia pula pernah menjabat menjadi Ketua DPW PAN Provinsi Bengkulu. Selain itu, Ia pula pernah sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Bengkulu periode 2004-2009. Pendidikan terakhirnya adalah S-1 Hukum berdasarkan Universitas Brawijaya Malang. Dia pernah sebagai Ketua DPD KNPI Bengkulu periode 1997-2000 & kepala Fraksi PAN DPRD Provinsi Bengkulu periode 2002-2004. Di taraf nasional, Rio Capella pernah menjadi Wasekjen DPP KNPI periode 1999-2002.

Karier politik eks aktivis mahasiswa ini bermula ketika ikut mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN) buat daerah Bengkulu, sekaligus menjadi bendahara DPW PAN Bengkulu tahun 1999?2000. Kemudian dia terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Bengkulu 1999-2004, & berlanjut pada periode berikutnya. Pada 2005, Rio Capella menjadi calon wakil gubernur Bengkulu berpasangan menggunakan Kol. Inf. Muslihan sebagai calon gubernurnya. Ketika itu kalah tipis sang pasangan Agusrin M. Najamudin dan Syamlan di putaran kedua.

Pada Pemilu 2009, dia dicalonkan sang PAN sebagai calon Anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat RI Daerah Pemiihan Bengkulu. Memperoleh bunyi sangat signifikan dan dipercaya memperoleh satu menurut empat jatah DPR RI, tetapi secara dramatis kemenangan pada depan mata itu sirna sang sebuah proses yang belakangan dikenal sebagai skandal/mafia Pemilu. Rio Capella yang bernomor urut 1 menurut PAN tereliminasi oleh angka urut 2 berdasarkan partai yang sama. Disebut-sebut ada intrik internal di PAN yg ingin menjegal laju kadernya yg potensial.

Pada 15 Oktober 2015, Komisi Pemberantasan Korupsi tetapkan Rio Capella sebagai tersangka[4]. Ia diduga menerima sejumlah uang terkait penanganan kasus di Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Agung.[5] KPK menjerat Patrice terkait kasus dugaan gratifikasi dalam proses penanganan perkara bantuan wilayah, tunggakan dana bagi output, & penyertaan modal sejumlah badan bisnis milik daerah pada Provinsi Sumatra Utara. Kasus ini merupakan pengembangan berdasarkan kasus yang menimpa Gubernur Sumatra Utara nonaktif Gatot Pujo Nugroho & istrinya, Evy Susanti. Pasca ditetapkan sebagai tersangka, Ia menyatakan mundur dari posisi Sekretaris Jenderal Partai NasDem sekaligus anggota DPR RI.