Dr. Ruth Pfau - Ruth Katherina Martha Pfau

Dokter Ruth Katherina Martha Pfau HI, RM, HP, NQA, SQA (lahir 9 September 1929 ? Mati 10 Agustus 2017 dalam umur 87 tahun) merupakan seorang dokter Pakistan keturunan Jerman dan biarawati Putri-Putri Hati Maria. Ia pindah dari Jerman ke Pakistan dan mengabdikan lebih dari 50 tahun hidupnya di dunia ini untuk memerangi penyakit kusta atau lepra pada Pakistan. Dikenal sebagai "Ibu Teresa-nya Pakistandanquot;, Suster Pfau berkontribusi pada mendirikan 157 klinik kusta pada seluruh penjuru Pakistan, yg memberikan pengobatan pada lebih berdasarkan 56.780 orang penderita.

Suster Pfau diakui di Pakistan dan di luar negerinya menjadi orang terhormat serta sudah menerima poly penghargaan maupun tanda jasa. Pada tanggal 23 Maret 1989, dia mendapat penghargaan Hilal-i-Pakistan, yang dianugerahkan pada Rumah Kepresidenan Pakistan oleh Presiden Ghulam Ishaq Khan, atas karyanya bagi para pasien kusta. Dalam suatu program di Islamabad pada lepas 30 Januari 2000, buat menandai Hari Kusta Sedunia yang ke-47, Presiden Muhammad Rafiq Tarar memuji Sr. Pfau, yg menciptakan Program Nasional Pengendalian Kusta di Pakistan, lantaran tidak hanya berkarya bagi mereka yg menderita penyakit kusta, namun pula bagi mereka yg menderita tuberkulosis (TBC). Pada tahun 2006, Sr. Pfau dihormati sebagai "Woman of the Year 2006danquot; oleh City FM 89, suatu stasiun radio Pakistan.

Pada lepas 14 Agustus 2010, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Pakistan, Presiden Asif Ali Zardari menganugerahinya Nishan-i-Quaid-i-Azam atas pelayanan publik.[35] Ia dipuji menjadi "Ibu Teresa"-nya Pakistan lantaran karyanya dalam membantu orang-orang yang kehilangan loka tinggal akibat banjir Pakistan 2010. Pada tahun 2015, Sr. Pfau dianugerahi Tanda Jasa Staufer, penghargaan tertinggi Baden-W?Rttemberg, suatu negara bagian Jerman. Pada lepas 19 Agustus 2017, Ketua Menteri Sindh Syed Murad Ali Shah mengumumkan bahwa Civil Hospital Karachi (CHK) akan diganti namanya sebagai Dr. Ruth Pfau Hospital menjadi pengakuan atas "pelayanan tanpa pamrih menurut almarhumah sang pelayan sosial".